iframe scrolling="no" frameborder="no" clocktype="html5" style="overflow:hidden;border:0;margin:0;padding:0;width:200px;height:200px;"src="http://www.clocklink.com/html5embed.php?clock=024&timezone=local&color=black&size=200&Title=&Message=&Target=&From=2016,1,1,0,0,0&Color=black">

Sabtu, 25 April 2015

Uji hypo-thesis statistik dan penelitian: one-tailed vs. two-tailed test




Hypothesis berasal dari dua kata, yaitu: HYPO yang berarti di bawah dan THESIS berarti pernyataan yang belum dibuktikan kebenarannya (an unproved statement put forward as a premise in an argument). Jadi, secara harfiah HIPOTESIS berarti DUGAAN SEMENTARA yang belum diuji kebenarannya. Uma Sekaran & Roger Bougie (2010) mendefinisikan hypothesis as tentative, yet testable, statement, which predicts what you expect to find in your empirical data. Hipotesis dibuat berdasarkan TEORI yang digunakan ketika menyusun theoritical framework atau bisa juga dibuat berdasarkan penalaran yang LOGIS. Dalam sebuah penelitian bisa hanya terdapat satu buah hipotesis saja atau bisa juga lebih.
Directional & nondirectional hypothesis
Nondirectional hypothesis dibuat jika si peneliti BELUM TAHU ARAH dari hipotesis yang dibangunnya, apakah pengaruhnya positif/negatif, lebih dari/kurang dari, dsb.
Contoh NONDIRECTIONAL HYPOTHESIS:
H0: β = 0
H1: β ≠ 0
Nondirectional hypothesis di-UJI STATISTIK menggunakan two-tailed test. Karena arahnya belum diketahui secara pasti, untuk significance level = 5%, kita membagi dua daerah penerimaan H0, menjadi 2,5% di kiri dan 2,5% di kanan seperti tampak pada gambar berikut:
Tolak H0 jika nilai |t-value| > 1.96.
Berkebalikan dengan nondirectional hypothesis, DIRECTIONAL HYPOTHESIS dibuat ketika si peneliti SUDAH TAHU ARAH dari hipotesis yang dibangunnya, apakah pengaruhnya positif/negatif, lebih dari/kurang dari, dsb.
Contoh DIRECTIONAL HYPOTHESIS:
H0: β ≥ 0
H1: β < 0
Hipotesis di atas di-UJI STATISTIK dengan one-tailed test (significance level = 5%):
Tolak H0 jika nilai |t-value| > 1.645.
UNTUK KEDUA UJI STATISTIK DI ATAS:
Daerah abu-abu: REJECT H1, ACCEPT H0

Daerah biru: ACCEPT H1, REJECT H0
Dalam UJI STATISTIK untuk REGRESI, dengan me-reject Ho, tentunya kita akan menerima H1: SIGNIFIKAN!!! Signifikan di sini berarti bahwa variabel yang diuji memiliki pengaruh yang berarti terhadap keseluruhan model regresi. Contoh:
y = 2,1 + 0,3 x1 + 0,5 x2 – 0,7 x3
Jika variabel x1 SIGNIFIKAN, artinya setiap kenaikan variabel x1 sebesar 1 akan mempengaruhi kenaikan y sebesar 0,3. Tetapi, jika variabel x1 TIDAK SIGNIFIKAN, setiap kenaikan x1 belum tentu memiliki pengaruh yang berarti pada perubahan y. Jika kasus seperti ini terjadi, kita harus membuang variabel x1 dan membuat model regresi baru.
———
Untuk mengetahui lebih jelas tentang hipotesis, bisa dilihat pada artikel berikut:
———
Setelah melakukan UJI HIPOTESIS STATISTIK, sekarang kita akan melakukan UJI HIPOTESIS PENELITIAN.
Contoh NONDIRECTIONAL HYPOTHESIS:
Ada pengaruh antara banyaknya tugas yang diberikan dengan tingkat depresi.
H0: β = 0
H1: β ≠ 0
vKita akan menerima H0 jika besarnya Î² = 0, yang berarti tidak ada pengaruh antara banyaknya tugas yang diberikan dengan tingkat depresi. Dalam two-tails test, kita akan menerima H1 jika Î² ≠ 0, tidak peduli arahnya positif atau negatif.
Berbeda dengan uji hipotesis statistik yang bertujuan untuk melihat signifikansi, UJI HIPOTESIS PENELITIAN bertujuan untuk menguji DUGAAN AWAL si peneliti apakah sesuai dengan harapannya atau tidak dan diharapkan dapat menjelaskan fenomena yang terjadi.
Pada contoh di atas, dengan diterimanya H1 berarti bahwa ada pengaruh antara banyaknya tugas yang diberikan dengan tingkat depresi.
Contoh DIRECTIONAL HYPOTHESIS:
Pelatihan yang dilakukan perusahaan akan berpengaruh pada berkurangnya tingkat ketidakhadiran karyawan.
H0: β ≥ 0
H1: β < 0
Misalkan untuk contoh di atas kita mendapati hasil regresi sebagai berikut:
y = 3,5 + 0,7 x
Dari hasil di atas, berarti bahwa semakin sering dilakukan training, ternyata tingkat ketidakhadiran karyawan semakin meningkat. Tentu saja kita harus mereject H1 dan menerima H0 karena hasil yang didapat tidak sesuai dengan dugaan awal.
Hal tersebur terjadi untuk kasus one-tailed. Tetapi jika kita menggunakan two-tailed test, tentu saja kita akan mereject H1 dan menerima H0 karena kita memiliki Î² = +0,7 ≠ 0 sedangkan hipotesis yang diuji adalah:
H0: β = 0
H1: β ≠ 0
Karena alasan tersebut, tidak salah kan jika saya ngotot untuk selalu menggunakan one-tailed?! **tentu saja jika kita sudah tahu jelas arahnya, apakah positif atau negatif**
Selain itu juga, misalkan kita mendapati hasil |t-value| = 1,7. Untuk UJI HIPOTESIS STATISTIK menggunakan two-tailed (significance level = 5%), tentu saja kita akan me-reject-nya (TIDAK SIGNIFIKAN) karena |t-value| < 1,96. Tetapi, jika menggunakan one-tailed test, tentu saja kita akan menerimanya (SIGNIFIKAN), karena |t-value| > 1,645.






One Sample T Test / Uji t satu sampel
Posted by hendry
One sample t test merupakan teknik analisis untuk membandingkan satu variabel bebas. Teknik ini digunakan untuk menguji apakah nilai tertentu berbeda secara signifikan atau tidak dengan rata-rata sebuah sampel.
Uji t sebagai teknik pengujian hipotesis deskriptif memiliki tiga criteria yaitu uji pihak kanan, kiri dan dua pihak.
Uji Pihak Kiri : dikatakan sebagai uji pihak kiri karena t tabel ditempatkan di bagian kiri Kurva
Uji Pihak Kanan : Dikatakan sebagai uji pihak kanan karena t tabel ditempatkan di bagian kanan kurva.
Uji dua pihak : dikatakan sebagai uji dua pihak karena t tabel dibagi dua dan diletakkan di bagian kanan dan kiri
Contoh Kasus
Contoh Rumusan Masalah : Bagaimana tingkat keberhasilan belajar siswa
Hipotesis kalimat :
  1. Tingkat keberhasilan belajar siswa paling tinggi 70% dari yang diharapkan (uji pihak kiri / 1-tailed)
  2. Tingkat keberhasilan belajar siswa paling rendah 70% dari yang diharapkan (uji pihak kanan / 1-tailed)
  3. Tingkat keberhasilan belajar siswa tidak sama dengan 70% dari yang diharapkan (uji 2 pihak / 2-tailed)
————————————————————————————————-
Pengujian Hipotesis : Rumusan masalah Satu
Hipotesis kalimat
Ha : tingkat keberhasilan belajar siswa paling tinggi 70% dari yang diharapkan
Ho : tingkat keberhasilan belajar siswa paling rendah 70% dari yang diharapkan
Hipotesis statistik
Ha : µ 0 < 70%
Ho : µ 0 ≥ 70%
Parameter uji : –
Jika – t tabel ≤ t hitung maka Ho diterima, dan Ha di tolak
Jika – t tabel > t hitung maka Ho ditolak, dan Ha diterima
Penyelesaian Kasus 1 (uji t pihak kiri)
Data yang hasil ulangan matematika siswa sebanyak 37 siswa. data dapat didownload DATA uji t one sampel
Klik Analyze – Pilih Compare Means, lalu pilih One Sample T Test
Masukkan variabel nilai ke dalam Test Variable Box, abaikan yang lain kemudian klik OK
Selanjutnya
Uji Normalitas data : Klik Analyze, Pilih Non Parametrics Test – pilih 1 Sampel K-S,
masukkan variabel nilai ke dalam Test Variable List, kemudian Klik OK
Hasil
Hasil uji di atas menunjukkan bahwa t hitung = 61.488. T tabel diperoleh dengan df = 36, sig 5% (1 tailed) = 1.684. Karena – t tabel < dari t hitung (-1.684 < 61.488), maka Ho diterima, artinya tingkat keberhasilan belajar siswa paling tinggi 70% tidak terbukti, bahkan lebih dari yang diduga yaitu sebesar 74.3489
Hasil uji normalitas data menunjukkan nilai Kol-Smirnov sebesar 0.600 dan Asymp. Sig tidak signifikan yaitu sebesar 0.864 (> 0.05), sehingga dapat disimpulkan data berdistribusi normal
————————————————————————————————-
Pengujian Hipotesis : Rumusan masalah Dua
Hipotesis kalimat
Ha : tingkat keberhasilan belajar siswa paling rendah 70% dari yang diharapkan
Ho : tingkat keberhasilan belajar siswa paling tinggi 70% dari yang diharapkan
Hipotesis statistik
Ha : µ 0 > 70%
Ho : µ 0 < 70%
Parameter uji :
Jika + t tabel > t hitung maka Ho diterima, dan Ha di tolak
Jika + t tabel < t hitung maka Ho ditolak, dan Ha diterima
Penyelesaian Kasus 2 (uji t pihak kanan)
Data yang hasil ulangan matematika siswa sebanyak 37 siswa sama seperti data di atas
Klik Analyze – Pilih Compare Means, lalu pilih One Sample T Test
Masukkan variabel nilai ke dalam Test Variable Box, abaikan yang lain kemudian klik OK
Selanjutnya
Uji Normalitas data : Klik Analyze, Pilih Non Parametrics Test – pilih 1 Sampel K-S,
masukkan variabel nilai ke dalam Test Variable List, kemudian Klik OK
Masih menggunakan hasil analisis di atas, maka diperoleh t hitung sebesar 61.488, dan t tabel = 1.684. Karena + t tabel < dari t hitung (1.684 < 61.488), maka Ho ditolak, dan Ha diterima. Artinya Ha yaitu tingkat keberhasilan siswa paling rendah 70% dari yang diharapkan diterima. Sedangkan Ho yang menyatakan bahwa keberhasilan belajar paling tinggi 70% ditolak.
————————————————————————————————-
Untuk Pengujian Hipotesis Ke-3, coba sendiri yah…hipotesis kalimatnya Cuma diganti sama dengan 70% untuk Ha dan tidak sama dengan untuk Ho


Tidak ada komentar:

Posting Komentar