iframe scrolling="no" frameborder="no" clocktype="html5" style="overflow:hidden;border:0;margin:0;padding:0;width:200px;height:200px;"src="http://www.clocklink.com/html5embed.php?clock=024&timezone=local&color=black&size=200&Title=&Message=&Target=&From=2016,1,1,0,0,0&Color=black">

Senin, 27 April 2015

pengantar ekonomi makro "Pengangguran dan tingkat alamiahnya"


Pengangguran dan tingat alamiahnya 
v  Faktor penentu standar hidup suatu negara adalah jumlah pengangguran yang dimilikinya. Orang yang ingin bekerja, namun tidak dapat memperoleh pekerjaan tidak dapat berkontribusi terhadap produksi barang dan jasa dalam perekonomian.
v  Meskipun tingkat pengangguran tertentu tidak dapat dihindari dalam suatu perekonomian yang kompleks dengan ribuan perusahaan dan jutaan pekerja jumlah pengangguran dalam berbagai periode sangat beragam.
v  Apabila suatunegara berupaya agar para pekerjanya sebanyak mungkin tidak menganggur , tingkat PDB akan lebih tinggi apabila negara itu membiarkan sebagian besar pekerjanya menganggur.
v  Tingkat pengangguran alamiah suatu perekonomian adalah jumlah pengangguran yang lazim terjadi dalam perekonomian.
v  Pengangguran siklis adalah fluktuasi pengangguran dari tahun ke tahun yang mendekati tingkat alamiahnya dan yang terikat erat dengan pasang surut kegiatan perekonomian.
Tingkat pengangguran diukur
v  Seseorang di kategorikan bkerja jika ia menghabiskan beberapa hari pada minggu sebelumnya untuk mengerjakan pekerjaan yang dibayar kemudian.
v  Seorang yang dianggap pengangguran jika ia berhenti bekerja sementara atau sedang mencari pekerjaan
v  seorang yang tidak termasuk ke dalam angkatan kerja adalah seorang yang tidak termasuk dalam dua kategori diatas misal: pensiunan, mahasiswa, ibu rumah tangga.
v  Angkatan kerja adalah jumlah orang yang bekerja dan tidak bekerja.
v  Angkatan kerja =jumlah orang yang bekerja + jumlah yang tidak bekerja
v  Tingkat pengangguran adalah persentase angkatan kerja yang tidak bekerja
v   tingkat pengangguran untuk seluruh populasi penduduk dewasa dan kelompok yang lebih sempit seperti laki-laki dan perempuan bisa dihitung.
v  angkatan kerja mengukur tingkat persentase

Berapa lama Biasanya orang menggangur ?
v  Durasi pengganguran dapat mempeggaruhi pandangan kitaterhadap pentimgnya masalah pengganguran tersebut,paraekonomI mencurahkan banyak energy untuk meneliti data durasi pengganguran tersebut.
v  Sebagaian besar masapengganguran hanyaberlangsung sebentar da sebagaian besar pengganguran yang diamati pada sembarang periode bersifat jangka panjang.
Mengapaselalu Ada orang yang mengganggur ?
v  Masalah-masalah yang muncul dalam menafsirkan statistic pengangguran,dan temuan ekonom tenagakerja tentang lamanya pengganguran.
v  Pengangguran friksional (frictional unemployment) ,adalah pengganguran yang terjadi karena jumlah pekerja memerlukan Awaktu yang lama untuk memperoleh pekerjaan yang cocok dengan minat dan pekerjaan mereka.
v  Pengangguran structura (structural unemployment) adalah pengangguran yang terjadi karena jumlah pekerja yang tersedia disebagian pasar tenagakerja tidak memadai untuk menyediakan pekerjaan bagi semua orang yang menginggikanya.   
Pencariankerja
v  Pencariankerja (job search)adalah proses yang dilakukan pekerja untuk mencari pekerjaan yang sesuai dengan minat dan ketrampilan mereka.
Mengapa sejumlah pengangguran friksional tidak dapat dihadiri
v  Perubahan komposisi permintaan di kalangan industry atau wilayah di sebut dengan peralihan sektoral.
v  Pengangguran friksional tidak apa tdihindari karena perekonomian memang selalu berubah-ubah .
Kebijakan public dan pencarian kerja
v  Kebijakan dapat mengurangi waktu yang diperlukan oleh pekerja yang tidak memiliki pekerjaan untuk memperoleh pekerjaan barumaka kebijakan tersebut dapat mengurangi tingkat alami dalam tingkat perekonomian
v  Program pemerintah untuk memudahkan pencarian kerja, yaitu dengan badan penempatan kerja yang dijalan kanoleh pemerintah yang menyiarkan informasi tentang lowongan pekerjaan
v  Melalui program-program pelatihan untuk umum yang bertujuan untuk memperoleh transisi pekerja dari industri yang merosot menuju industry yang berkrmbang sertamembantuk lompok-kelompok marginal untuk keluar dari kemiskinan.
Tunjangan pengangguran
v  Tunjangan pengangguran merupakan program pemerintah yang secarapersial yang menjamin tunjangan pekerja padasaat mereka menganggur. Program ini bertujuan untuk memberikan kompensensi persial bagi bekerja akibat kehilangan pekerjaan.
Peraturanupah minim
v  Upah minim berpengaruh penting terhadap kelompok tertentu dengan tingakat pengangguran yang tinggi. Ketikaupah minim memaksa upah berada di satastitik keseimbangan penawaran dan permintaan, peraturan tersebut meningkatkan jumlah penawaran tenaga kerja dan mengurangi jumlah permintaan tenagakerja di bandingkan dengan titik keseimbangan.
v  Terjadinya surplus tenagakerja karena jumlah pekerja yang ingin bekerja lebih banyak dari pada jumlah pekerjaan, sebagian pejerja tidak memiliki pekerjaan.
Serikat pekerja dan tawar menawar kolektif
v  Serikat pekerja adalah asosiasi pekerja yang melakukan tawarmenawar dengan pemberikerja mengenai upah dan kondisi kerja.
v  Serikat peker jamerupakan kelompok penjual yang bekerja sama dengan harap anmengunakan daya pasar bersama.
v  Tawarmenawar kolektif proses disepakatinya syarat-syarat kerja antar serikat kerja dan perusahaan.
v  Pemokongan penarikan pekerja dari perusahaan yang diadakan oleh serikat pekerja. Karena pemokongan mengurangi produksi, penjualan, dan keuntungan perusahaan yang menghadapi ancaman pemokongan kemungkinan besar menyetujui untuk membayarupah yang lebih tinggi dari tidak ada ancaman itu. Peran serikat kerja dalam perekonomian sebagaian bergantung padaundang - undang yang mengatur organisasi serikat kerja dan tawar-menawar kolektif.
Teori upah efisiensi
v  Menurutteoriini, perusahaan-perusahaan ber opersi secara lebih efisien jika upah berada di atas titik keseimbangan. Olehkaren aitu, perusahaan-perusahaan lebih diuntungkan jika mempertahankan upah tinggi meskipun terdapat surplus tenagakerja.
v  Dalam beberapahal, pengangguran yang terjadi akibat upah efisiensi serupa dengan pengangguran yang terjadi akibat peraturan upah minimum dan serikat pekerja.
v  Peraturan upah minimum dan serikat pekerja mencegah perusahaan untuk menurunkan upah dengan adanya surplus pekerja.
v  Teori upah efisiensi menyatakan bahwa pembatasan semacam itu terhadap perusahaan tidak diperlukan dalam banyak situasi karena perusahaan-perusahaan dapat diuntungkan dengan member upah di atas titik keseimbangan..
v  Pemahaman baru yang diberikan oleh teori upah efisiensi adalah membayar upah lebih tinggi dapat menguntungkan karena dapat meningkatkan efisiensi pekerja perusahaan
v  Ada beberapa jenis teori upah efisiensi.
Kesehatan pekerja
v  Teoriupah efisiensi pertamadan yang paling sederhana menggaris bawahi tautanan upah dan keseha tanpekerja. Pekerja yang menerima bayaran lebih baik mengonsumsi makanan yang lebih bergizi, sedangkan pekerja yang mengonsumsi makanan yang lebih bergizi lebih sehat dan lebih produktif.
v  Perusahaan dapat lebih diuntungkan apabila membayar upah tinggi dan memiliki pekerja yang sehat dan produktif dari pada membayar upah lebih rendah dan memiliki pekerja kurang sehat dan kurang produktif.
v  Teoriupah efisiensi semacam ini tidak relevan bagi perusahaan-perusahaan di negara kaya semisalJepang. Di Negara tersebut, upah keseimbangan bagi mayoritas pekerja berada di atas tingkat yang diperlukan untuk makanan yang memadai. Perusahaan tidak merasakhawatir jika membayar upah keseimbangan akan membahayakan kesehatan pekerja mereka.
v  Jenis teori upah efisiensi ini lebih relevan bagi perusahaan-perusahaan di Negara kurang berkembang yang menghadapi masalah nutrisi yang memadai.
Perputaran pekerja
v  Jenis teori upah efisiensi kedua menggaris bawahi tautan antar aupah dan perputaranpekerja. Para peker jameninggalkan pekerjaan mereka karena berbagaialasan sepertimenerima di perusahaan lain, pindah kedaerah lain, keluar dari angkatan kerja, dan sebagainya.
v  Frekuensi absensi mereka bergantung pada seluruh rangkaian insentif yang mereka hadapi, termasuk manfaat meninggalkan pekerjaan dan manfaat tetap kerja. Semakin tinggi upah yang diberikan oleh perusahaan, semakin kecil kemungkinan parapekerjanya memilih untuk keluar.
v  Sebuah perusahaan dapat mengurangi absensi pekerja dengan membayar upah lebih tinggi. Mempekerjakan dan melatih pekerja baru membuat perusahaan harus mengeluar kanbiaya. Setelah di latih parapekerja baru tidak seproduktif pekerja yang telah berpengalaman sehingga perusahaan-perusahaan yang menghadap itingkat perputaran yang tinggi cenderung akan mengeluarkan biaya produksi yang lebih tinggi.
v  Perusahaan-perusahaan  dapat menganggap bahwa membayar upah di atastitik keseimbangan menguntungkan untuk mengurangi absensi pekerja.
Usaha pekerja
v  Jenis teori upah efisiensi ketiga menggaris bawahi tautan antar aupah dan usaha pekerja. Dalam banyak pekerjaan, pekerja memiliki keleluasaan tertentu tentang seberapa keras merasa bekerja. Akibatnya, perusahaan-perusahaan memonitor usaha pekerja mereka dan para pekerja yang diketahui melalaikan tanggung jawab mereka pun dipecat.
v  Namun tidak semua pekerja lalai segera ditangani karena memonitor pekerja memakan banyak biaya dan tidak dapat dilakukan sepenuhnya.
v  Perusahaan dapat mengatasi masalah ini dengan membayar upah di atastitik keseimbangan. Upah yang lebih tinggi membuat pekerja lebih sigap dalam mempertahan kanpekerjaan mereka sehingga memberikan insentif untuk memberikan usaha terbaik mereka.
v  Jenis teori upah efisiensi ini serupa dengan pemikiran Merxisme lama tentang “persediaan pengangguran”. Marx berpandangan bahwa pemilik perusahaan diuntungkan oleh pengangguran karna ancaman pengangguran membantu dalam mendisiplinkan pekerja yang memiliki pekerjaan.
v  Dalam teori upah efisiensi darian usaha pekerja, pengangguran memainkan peran serupa. Jika upah berada di atas titik keseimbangan penawaran dan permintaan pekerja tidak memiliki banyak alasan untuk bekerja keras karena jika mereka di pecat mereka akan segera memperoleh pekerjaan baru dengan upah yang sama.
v  Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan menaik kan upah di atas titik keseimbangan yang mengakibatkan pengangguran dan memberikan insentif bagi pekerja untuk tidak melalaikan tanggung jawab.
Kualitas pekerja
v  Teori upah efisiensi keempat dan terakhir menggaris bawahi tautan antara upah dan kualitas pekerja. Apabila sebuah perusahaan mempekerjakan pekerja anbaru, perusahaan itu tidak dapat mengukur kualitas pelamar secara sempurna.
v  Dengan membayar upah lebih tinggi perusahaan itu menarik kelompok pekerja yang lebih baik untuk melamar padaposisi yang ditawarkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar