iframe scrolling="no" frameborder="no" clocktype="html5" style="overflow:hidden;border:0;margin:0;padding:0;width:200px;height:200px;"src="http://www.clocklink.com/html5embed.php?clock=024&timezone=local&color=black&size=200&Title=&Message=&Target=&From=2016,1,1,0,0,0&Color=black">

Sabtu, 25 April 2015

PROBLEMATIKA UAN BERBASIS ONLINE & BERBASIS KERTAS

MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah
Pengantar Pendidikan
Yang di bina oleh
Ibu Dr. Heny Kusdiyanti S.Pd, M.M.







Oleh
Dessy fauziah              (140412601063)
Offering H/PADP









UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
PROGRAM STUDI
PENDIDIDKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
April 2015


KATA PENGANTAR


Segala puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah, rahmat dan hidayah-Nya sehingga  saya dapat menyelesaikan penulisan makalah ini. Saya menyusun artikel ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Pendidikan  yang berjudulproblematika uan berbasis online & berbasis kertas”

Makalah ini berisi tentang permasalahan ujian nasional berbasis online dan kertas. Saya mengucapkan terimakasih kepadaseluruh pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, yaitu :

1.      Dosen pembimbing matakuliah pengantar pendidikan, kepada Ibu Dr. Heny Kusdiyanti S.Pd, M.M.
2.        Orang tua yang telah memberikan dukungan baiksecara materi maupun moril.
Dan teman-teman yang telah memberikan semangat dalam penulisan makalah ini kami menyadari bahwa masihter dapat banyak kekurangan baik dari segi penyajian maupun materinya.
Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat saya harapkan agar penulisan makalah ini menjadi lebih baik.Semoga makalah yang saya susun ini dapat memberkan manfaat dan pengetahuan yang lebih luas lagi bagi parapembaca.

                                                                                    Malang, 23 April 2015



                                                                                         Penyusun

DAFTAR ISI



 

















BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Metode ujian nasional  menimbulkan banyak permasalahan dalam pelaksanaannya. Pantas kalau ujian nasional dikatakan kacau balau. Betapa tidak karut marut ini mulai terjadi sejak proses pengandaan naskah soal, pendistribusian naskah soal, sampai pada pengerjaan oleh siswa peserta ujian di kelas. Bahkan akan sampai pada pemeriksaan atau proses pemindaian hasil ujian pada LJUN.
Problem naskah soal dan LJUN yang foto copy-an ini lah yang akan menimbulkan masalah lanjutan pada proses pemeriksaan hasil ujian. LJUN foto copy-an hanya berupa LJUN sementara, dan petugas teknis harus memindahkan data dan jawaban siswa pada LJUN sementara ke LJUN komputer yang semestinya. LJUN komputer/LJK yang digunakan harus disesuaikan dengan barcode soal yang digunakan siswa dalam UN. Oleh karena itu, prosesnya akan butuh waktu lebih lama atau yang lebih mudah dilakukan dengan cara manual (Awaliyah, F. Jurnal Vol. IV, No. 09/I/P3DI/Mei/2012).
Sebagaimana telah ditetapkan oleh BSNP bahwa untuk menjaga keotentikan hasil ujian nasional, maka naskah soal dan LJUN memiliki barcode yang sama. LJUN-pun menyatu dengan naskah soal.Ketika siswa hendak mengerjakan ujian, terlebih dahulu harus memisahkan LJUN dari naskah soal agar tidak kusut atau rusak.Namun sebuah kasus kecerbohan pengawas terjadi pada sebuah sekolah penyelenggara ujian nasional.Kasusnya terjadi di SMAN 1 Towuti Kabupaten Luwu timur Sulawesi selatan, di mana guru pengawas ruang ujian memisahkan naskah soal dan LJUN sebelum dibagikan ke siswa.LJUN lalu dibagi secara acak dalam satu ruangan.
Pro kontra dalam Ujian Nasional terjadi disebabkan rasa kecewa masyarakat yang menilai pemerintah tidak konsisten, karena dengan Ujian Nasional tetap dijadikan sebagai faktor penentu kelulusan siswa ketimbang sarana pemetaan standar mutu pendididkan di Indonesia.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tahun ini pemerintah mulai menerapkan sejumlah perubahan terhadap penyelenggaraan Ujian Nasional (UN).Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan mengatakan, terdapat tiga perubahan dalam penyelenggaraan UN dalam jumpa pers di Kemendikbud, Jakarta, Jumat pagi ini (23/1/ 2015).UN tidak lagi digunakan sebagai oenentu kelulusan, Kedua, ke depannya UN dapat ditempuh lebih dari satu kali.Ketiga, UN harus diambil minimal satu kali."Kelulusan peserta didik, sepenuhnya diputuskan oleh sekolah dan bukan hanya pada beberapa mata pelajaran saja. Tapi, semua aspek mata pelajaran termasuk komponen perilaku anak di sekolah,"

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka masalah yang terdapat pada makalah ini yaitu sebagai berikut :
1.      Bagaiman sejarah terjadi pelaksanaan ujian nasional tahun 2013  ?
2.      Apa Problematika Ujian Nasional berbasis LJK dengan Ujian Nasional Berbasis On Line?
3.       Apa Keuntungan Ujian Nasional berbasis LJK dengan Ujian Nasional Berbasis Online?

1.3 Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini yaitu untuk mendeskripsikan seperti apaproblematika Ujian Nasional 2015.
Manfaat Teoritis, Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan studi perbandingan dalam upaya peningkatan mutu ujian nasional yang dianggap relevan, terutama terkait masalah problematika Ujian Nasional 2013-2015

BAB 2

PEMBAHASAN


2.1       Asal Usul Munculnya Ujian Nasional

Pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, sistem ujian nasional telah mengalami beberapa kali perubahan dan penyempurnaan, perkembangan ujian nasional tersebut yaitu :

2.1.1    Periode sebelum tahun 1969

Pada periode ini, sistem ujian akhir yang diterapkan disebut dengan Ujian Negara, berlaku untuk semua mata pelajaran.bahkan ujian dan pelaksanaannya ditetapkan oleh pemerintah pusat dan seragam untuk seluruh wilayah di Indonesia.

2.1.2    Periode 1972 – 1982

Pada tahun 1972 diterapkan sistem Ujian Sekolah di mana setiap atau sekelompok sekolah menyelenggarakan ujian akhir masing-masing.Soal dan hasil pemrosesan hasil ujian semuanya ditentukan oleh masing-masing sekolah/ kelompok sekolah.Pemerintah pusat hanya menyusun dan mengeluarkan pedoman yang bersifat umum.Untuk meningkatkan dan mengendalikan mutu pendidikan serta diperolehnya nilai yang memiliki makna yang “sama” dan dapat dibandingkan antar sekolah.

2.1.3  Periode 1982 – 2002

Pada tahun 1982 dilaksanakan ujian akhir nasional yang dikenal dengan sebutan Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional (EBTANAS).dalam EBTANAS dikembangkan sejumlah perangkat soal yang “pararel” untuk setiap mata pelajaran dan penggandaan soal dilakukan didaerah. Pada EBTANAS kelulusan siswa ditentukan oleh kombinasi nilai semester I (P), nilai semester II (Q) dan nilai EBTANAS murni (R)

2.1.4.   Periode 2002-2004

Pada tahun 2002, EBTANAS diganti dengan penilaian hasil belajar secara nasional dan kemudian berubah nama menjadi Ujian Akhir Nasional (UAN). Perbedaan yang menonjol antara UAN dengan EBTANAS adalah dalam cara menentukan kelulusan siswa, terutama sejak tahun 2003. Untuk  kelulusan siswa pada UAN ditentukan oleh nilai mata pelajaran secara individual.

2.1.5.   Periode 2005 – 2013

Mulai tahun 2005 untuk mendorong tercapainya target wajib belajar pendidikan yang bermutu, pemerintah menyelenggarakan Ujian Nasional (UN) untuk SMP/MTs/SMPLB dan SMA/SMK/MA/SMALB/SMKLB. Sedangkan untuk mendorong tercapainya target wajib belajar pendidikan yang bermutu, mulai tahun ajaran 2008/2009 pemerintah menyelenggarakan Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) untuk SD/MI/SDLB.

2.1.6 Periode  2014/2015

            Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan mengatakan, terdapat tiga perubahan dalam penyelenggaraan UN dalam jumpa pers di Kemendikbud, Jakarta, Jumat pagi ini (23/1/ 2015).UN tidak lagi digunakan sebagai oenentu kelulusan, Kedua, ke depannya UN dapat ditempuh lebih dari satu kali.Ketiga, UN harus diambil minimal satu kali."Kelulusan peserta didik, sepenuhnya diputuskan oleh sekolah dan bukan hanya pada beberapa mata pelajaran saja. Tapi, semua aspek mata pelajaran termasuk komponen perilaku anak di sekolah,"

2.2       Problematika Ujian Nasional Berbasis LJK/Fisik

 Masalah yang terjadi pada pelaksanaan Ujian Nasional sebelum 2013 sampai 2013

2.2.1    Percetakan salah perhitungan

2.2.2    Ditribusi tidak merata

Rentetan persoalan itu berujung pada penundaan pelaksanaan UN. Setidaknya siswa sekolah di 11 daerah wilayah Indonesia Timur, seharusnya melaksanakan ujian serentak pada hari ini, Senin, 15 April, terpaksa ditunda hingga Selasa besok, 16 April 2013 (detik.com).Masalah ini tentu membingungkan siswa.Apalagi tidak semua siswa tahu ada penundaan jadwal ujian.Misalnya siswa di Palu, Sulawesi Tengah.Mereka tetap hadir ke sekolah tepat waktu meski UN tingkat SLTA diundur.kebanyakan siswa tidak mengetahui bahwa UN diundur karena tidak ada pemberitahuan sebelumnya.
2.2.4    Kekurangan soal dan jawaban
Kasus UN lebih menyedihkan lagi. Bagaimana bisa, jumlah soal mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) kurang.Apalagi, kekurangan itu baru diketahui pada saat pembagian soal di kelas.?"Ada kekurangan lima sampul soal, diperkirakan satu sampul berisi 20 soal, berarti ada sekitar 100 soal yang kurang," kata Kepala Bidang Sekolah Menengah Atas pada Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Pekanbaru, Abdul Jamal, kepada Antara di Pekanbaru, Senin (15/4/14).
Menurut Jamal, ternyata isi soal tidak sesuai dengan jumlah yang tertera dalam sampul. Untuk mengantisipasi kendala kekurangan soal yang cukup banyak itu, panitia terpaksa melakukan penggandaan."Kami terpaksa foto kopi soal karena tidak ada solusi lain, dan itu diperbolehkan sesuai dengan petunjuk dari perguruan tinggi yang mengawasi UN," katanya.
            Selain Soal Ujian Nasional kurang ternyata di Kabupaten Murung Raya Provinsi Kalimantan tengah mengalami kekurangan LJUN saat pelaksanaan Ujian Nasional yang berlangsung.Alangkah sedihnya nasib para siswa-siswi mereka yang kekurangan LJUN itu.Terpaksa untuk menyikapi masalah tersebut pihak pengawas foto copi LJUN karena tidak ada solusi lain.

2.2.5 Pensil sering tidak bisa di baca pada saat di pindaibahwa kelemahan lain dari ujian berbasis kertas soal adalah pensil yang sering tidak terbaca saat dipindai. Lain halnya dengan UN CBT, di mana setiap jawaban pasti tercatat dan terdata sebagai jawaban dari peserta ujian

2.2.6. Antara Waktu Pelaksanaan & Soal UN

Sebagian orang terjebak dengan istilah UN yang selalu didentikkan dengan satu satuan waktu yg sama,  atau serentak dilakukan diseluruh Indonesia. salah satu alasan mengapa ujian itu dilaksanan serentak karena dikhawatirkan terjadi kebocoran soal di daerah tertentu yang dapat menyebar ke daerah lain, sehingga ujian itu tidak objektif lagi. Masalah itu bisa diatasi dengan menyediakan jumlah paket soal yang banyak dan benar-benar berbeda, bukan hanya posisi nomor soalnya yg diacak, padahal redaksi soalnya sama. Tentu hal ini menjadi tantangan besar untuk menyediakan soal bervariasi dengan jumlah banyak tetapi setara.

2.2.7. Distribusi Soal UN

indexjk.jpgDistribusi soal yg dilakukan secara fisik dari pusat ke daerah merupakan salah satu kendala besar yang dihadapi dan perlu biaya transportasi dan pengawalan yang luar biasa besar. Hal ini sesungguhnya dapat diperpendek metode distribusinya dengan cara memanfaatkan teknologi informasi baik pendistribusian secara fisik maupun distribusi secara digital.

2.3.1 Siswa Gagal Log In yang Menyita Waktu Peserta Ujian

Hari pertama pelaksanaan Ujian Nasional (UN) berbasis komputer atau Computer Based Test (CBT) untuk tingkat SMA dan sederajat di Kota Pekanbaru, Senin (13/4/2015), pihak sekolah masih mengalami beberapa kendala. Seperti yang dialami oleh dua siswa di SMAN 8 Pekanbaru.Dua orang siswa di SMAN 8 tersebut mengalami gagal log in. Nomor ujian dan password milik dua peserta ujian itu selalu gagal masuk dalam sistem ujian. Beruntung, tim teknisi bisa mengatasi masalah tersebut.Namun, kejadian itu telah menguras waktu jam siswa, karena berlangsung selama lebih kurang 15 menit. TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU

2.3.2Ilegal Naskah Ujian Nasional (UN) Di Internet Melalui Google Drive

Ilegal naskah ujian nasional (un) di internet melalui google drive. Belum diputuskan (un) diulang atau tidak. Semua kemungkinan ada, tergantung dari temuan nanti,” jelas Anies.Pola jawaban dari lembar jawaban UN, lanjut Anies, juga digunakan untuk menghitung indeks integritas.Lembar jawaban itu diuji sebagai satu kelompok, satu sekolah, dan satu wilayah, sehingga jika ada kebocoran soal UN dapat dilihat dari indeks integritas itu.“Nanti akan ketemu indeks integritas komunal, karena yang dinilai bukan satu orang,” ujarnya.Hingga saat ini, Anies mengungkapkan, Bareskrim Mabes Polri sudah memanggil beberapa orang dari perusahaan pencetak naskah UN yang diunggah ilegal.JAKARTA, TABLOIDPODIUM.COM

2.3.3 Belum Memenuhi Komputer Dan Jaringan Internet

Komputer yang merupakan fasilitas dasar di sekolah pun tak mudah dipenuhi, bahkan di sekolah-sekolah yang direkomendasikan sebagai peserta ujian nasional berbasis komputer.Itu belum bicara soal ketersediaan dan kestabilan jaringan internet.Dari penelusuran Kompas ke sejumlah sekolah yang direkomendasikan, ternyata jumlah komputer masih kurang sehingga sekolah ragu-ragu ikut serta dalam ujian nasional berbasis computer.
2.3.4 Biaya besar pada awal pengembangan – Hardware, software, personnel • Biaya besar dalam pengelolaan (maintenance) – Perlu staf handal untuk setiap penyelenggaraan tes • Perlu kemampuan/keterampilan peserta tes dalam menggunakan komputer • Pada kondisi tertentu ada keterbatasan dukungan sarana/prasarana teknologi.
2.3.5 Membutuhkan waktu yang sangat lamauntuk pemakaian computer sehingga waktu tidak kondusif  dalam mengerjakan soal Ujian Nasional yang dikarenakan terbatasnya computer. Ujian yang dimulai dari jam 08.00-10.00, 11,00-13.00, 14.00-16.00

2.4       Keuntungan Ujian Nasional Berbasis LJK

Lebih secara riel bersentuhan alam mengerjakan soal-soal ujian, membutuhkan waktu yang singkat saat sekang yang dikarenakan belum memadai fasilitas computer yang ada di sekolahan.Tidak mengalami trobel.Keuntungan dari model LJK ini adalah siswa tidak perlu lagi mengisikan kode mapel pada LJK, sehingga kemungkinan kesalahan penulisan kode lebih kecil, tetapi yang perlu diperhatikan sekali lagi adalah dibutuhkan ketelitian, sehingga siswa memperoleh kode soal dan kode lembar jawab yang sesuai. ingat bahwa QR hanya bisa dibaca dengan barcode reader/ program, sehingga peserta maupun pengawas UN 2013 tidak bisa membaca atau mengetahui kode paket yang ada pada lembar jawabnya, sehingga setiap soal ada pasangan lembar jawab.
2.5       Keuntungan Ujian Nasional Berbasis On Line
"UN online akan jauh lebih efektif ketimbang dengan menggunakan kertas. Dengan ujian komputer juga ada penghematan waktu 30 menit dari waktu selama ini dua jam," ujar Anies saat mengunjungi SMAN 1 Depok, Kamis 2 April 2015Berikut sejumlah manfaat yang didapat dengan menggunakan sistem UN online:

2.5.1. Hemat Waktu
Menurut Anies, pola UN online memang efektif dalam menghemat waktu. Jika selama ini sekali penyelesaian soal, siswa membutuhkan waktu selama dua jam. Maka dengan online, penyelesaiannya cukup membutuhkan waktu 1,5 jam.
Dengan UN online, siswa tak perlu lagi menanti pembagian soal, pengisian lembar komputer yang merepotkan dengan pensil khusus dan lain sebagainya.

2.5.2  Pengurangan Kertas
Tahun ini, pemerintah akan mencetak sedikitnya 35 juta lembar naskah untuk penyelenggaraan UN di tingkat SMA dan SMP sederajat di Indonesia.
Setidaknya, saat ini dengan 585 sekolah se Indonesia yang menjadi peserta uji coba UN online, maka penggunaan kertas sudah bisa dihemat. Jumlah ini akan lebih banyak lagi, bila seluruh sekolah mulai menerapkannya.

2.5.3 Menekan Praktik Calo
Sistem UN online juga diyakini akan menekan praktik percaloan soal seperti yang selalu terjadi selama beberapa tahun ke belakang. "Praktik calo bisa ditekan.Jadi peluang orang untuk membocorkan soal bisa diminimalisir," kata Anies.

2.5.4. Tekan Risiko Kesalahan
Soal berbasis komputer, juga dipastikan akan memudahkan saat adanya kemungkinan kesalahan soal. Perubahan pun bisa dilakukan dengan gampang dan cepat."UN online juga bisa mengantisipasi kebocoran soal. Misalnya, sebelum ujian diketahui ada kebocoran, maka tinggal kita ganti dengan soal lain," ujar Anies.

2.5.5. Uji Kejujuran
Menurut Anies, pola soal berbasis komputer juga sangat membantu melihat kejujuran dari seorang siswa. Sehingga, dapat diukur dengan baik tingkat kemampuan siswa.Bukan seperti pola UN yang menggunakan kertas.Peluang kecurangan sangat besar.Sehingga tingkat kejujuran siswa juga sulit diukur dengan murni."Tingkat kejujuran siswa dalam menjalankan ujian pun juga bisa diuji," ujar Anies.

2.5.6. Hemat Anggaran Negara
Sistem UN online, diklaim mampu menghemat anggaran negara hingga 50 persen. Penghematan ini didapat dari penghilangan biaya pencetakan naskah soal dan lembar jawaban hingga biaya pengawasan distribusi.  Karena semua serba digital, maka ongkos penyelenggaraan UN pun dapat dipangkas sedemikian rupa.
"Mau tidak mau kita memasuki dunia digital, kita akan lebih memanfaatkan digital ke depannya," ujar Anies.

2.5.7. Soal Lebih Mudah Dikerjakan
Dari pengakuan sejumlah siswa yang telah melakukan simulasi UN online, mereka mengaku cukup terbantu dengan adanya sistem ini. Seperti diakui Febrian, siswa kelas XII IPA SMAN 1 Depok.
“Awalnya saya sedikit bingung, tapi lama-lama jadi terbiasa.Jadinya asik, karena UN dengan komputer ini lebih ringan tidak perlu menghitamkan buletan lagi yang sangat menyita waktu.
Kabar24.com, JAKARTA

2.6     Tujuan diadakan Ujian Nasional (UN)

Menurut Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 153/U/2003 Tentang Ujian Akhir Nasional Tahun Pelajaran 2003/2004 bahwa tujuan dan fungsi ujian nasional seperti yang tercantum dalam SK Mendiknas 153/U/2003 yaitu:
Tujuan Ujian Nasional (Pasal 2):
  1.  Mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.
  2. Mengukur mutu pendidikan di tingkat nasional, propinsi, kabupaten/kota, dan sekolah/madrasah.
  3. Mempertanggungjawabkan penyelenggaraan pendidikan secara nasional, propinsi, kabupaten/kota, sekolah/madrasah, dan kepada masyarakat.
Mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 77 tahun 2008 tanggal 5 Desember 2008 tentang Ujian Nasional Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA) Tahun Pelajaran 2008/2009 tujuan Ujian Nasional (UN) adalah untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi.

2.7       Solusi Masalah Ujian Nasional

Ujian Nasional (UN) tahun 2015 saat ini sedang berlangsung dengan berbagai permasalahan yang dihadapi.Secara logis seharusnya hal ini tidak perlu terjadi karena UN adalah kegiatan yang setiap dilaksanakan secara rutin tiap tahun. Setiap tahun yang menjadi permasalahan utama adalah masalah  kebocoran soal, beredarnya kunci jawaban, dan masalah kelulusan. Tetapi tahun ini masalah terbesar yang muncul adalah keterlambatan ujian akibat belum tPemerintah diminta menerapkan kebijakan 100 persen lulus kepada seluruherpenuhinya computer.
Peserta ujian nasional (UN) 2015 akibat karut-marutnya pelaksanaan UN Presiden harus meminta Menteri Pendidikan mundur karena menteri tidak mau mengundurkan diri. Kalau masih belum ada kesadaran, Presiden harus melakukan berbagai cara agar menteri itu mundur, baik dengan cara terhormat atau tidak,” ujarnya. “Sebenarnya, kan ini secara hukum sudah tidak bisa dilaksanakan UN, tapi tetap saja pemerintah melakukan,” ujar Abduh saat diskusi Kisruh UN di DPD RI, Jakarta, Jumat (19/4/2013).
Sebagai orang yang terlibat langsung dalam dunia pendidikan mencoba belajar dan mengambil hikmah dari masalah yg terjadi saat ini. Perencanaan yg baik, akan mendapatkan hasil yg baik jika rencana tersebut dilaksanakan sebagaimana mestinya. Namun dibalik rencana ada kondisi tertentu diluar kuasa dan pengendalian seseorang.Apapun yg terjadi harus diterima sebagai kenyataan yang baik maupun yang buruk. Kenyataan harus dihadapi, kita boleh bersedih karena masalah dihadapi tapi jangan terlalu terlena dengan masalah tersebut apalagi sibuk mencari kambing ‘kambing hitam’ atau menyalahkan orang lain.
Wacana SISTEM ONLINE merupakan salah satu solusi untuk mengatasi MASALAH PELAKSANAAN UN. Berikut ini beberapa penjelasan dan alasan rasional mengapa pelaksanaan UN menggunakan sistem Online :
            Dan 2015 telah memakai system online tinggal di periapkan  kompuer oleh sekolah untuk melakukan ujian.
Suatu proses pembelajaran tidak lengkap jika tidak disertai dengan evaluasi. Hasil evaluasi merupakan indikator keberhasilan terhadap pembelajaran terhadap pengajar dan peserta didiknya.Hal ini berlaku pada suatu kelas pembelajaran, tingkat sekolah, tingkat kabupaten/kota sampai tingkat nasional.  Hasilnya menggambarkan tingkatan yang diwakilinya.Saat ini evaluasi yang dilakukan secara nasional untuk melihat ketercapaian pendidikan nasional adalah Ujian Nasional (UN) dalam bentuk tes objektif.Saat ini pelaksanaannya pro kontra apalagi UN dijadikan sebagai penentu kelulusan.Kelompok kami tidak bermaksud ikut berpolemik apakah UN itu diperlukan atau tidak, sepanjang belum ada konsep yang lebih matang untuk memantau pencapaian pendidikan secara nasional selain UN, maka UN itulah yg terbaik.






BAB 3
PENUTUP

3.1       Kesimpulan

      Dari berbagai uraian dan penjelasan di atas menurut kelompok kami :
1.            Ujian Nasional harus lebih dikaji untuk ke masa yang akan datang
2.            Persiapan Ujian Nasional harus benar-benar dipersiapkan secara sistematis dan terkontrol agar pendistribusian soal, kekurangan Soal, dan LJUN yang kurang tidak terjadi lagi.
3.            Distribusi soal yg dilakukan secara fisik dari pusat ke daerah merupakan salah satu kendala besar yang dihadapi dan perlu biaya transportasi dan pengawalan yang luar biasa besar. Hal ini sesungguhnya dapat dipercepat metode distribusinya dengan cara memanfaatkan teknologi informasi baik pendistribusian secara fisik maupun distribusi secara digital atau pihak pemerintah mempercayakan provinsi untuk mencetak soal-soal tersebut dengan memberikan dokumen asli kepada provinsi, provinsi yang mengelola pendistribusian soal dan LJUN tersebut sehingga masing-masing provinsi lebih meningkatkan efesiensinya untuk kelancaran ujian nasional disekolah-sekolah diprovinsi mereka masing-masing.

3.2       Saran

            Berdasarkan uraian diatas, Saya  berkesimpulan bahwa problematika Ujian Nasional (UN) sebagai pengalaman kedepan dan pemerintah lebih meningkatkan kinerjanya dalam penyelenggaraan dan menyiapkan Ujian Nasional lebih baik lagi.




DAFTAR PUSTAKA


Awaliyah, F. 2012. Jurnal Pelaksanaan Ujian Nasional 2012. Vol. IV, No. 09/I/P3DI/Mei/2012.
Sulistyo, Gunadi H. 2007. Jurnal Ilmiah Ujian Nasional (UN): Harapan, Tantangan, dan Peluang. Wacana Vol 90 No.1.
Indira Permana Sari http://print.kompas.com/baca/2015/03/03/Ujian-Nasional-Berbasis-Komputer (diakses tanggal 23 April 2015)












Tidak ada komentar:

Posting Komentar