PROBLEMATIKA
UAN BERBASIS ONLINE & BERBASIS KERTAS
MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah
Pengantar Pendidikan
Yang di bina oleh
Ibu Dr.
Heny Kusdiyanti S.Pd, M.M.
Oleh
Dessy fauziah (140412601063)
Offering
H/PADP
UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
FAKULTAS
EKONOMI
JURUSAN
MANAJEMEN
PROGRAM STUDI
PENDIDIDKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
PENDIDIDKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
April 2015
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur saya ucapkan
kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah, rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan makalah ini.
Saya menyusun artikel ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Pendidikan yang berjudul “problematika uan berbasis
online & berbasis kertas”
Makalah
ini berisi tentang permasalahan ujian nasional berbasis online dan kertas. Saya
mengucapkan terimakasih kepadaseluruh pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan penulisan makalah ini, yaitu :
1. Dosen pembimbing matakuliah pengantar
pendidikan, kepada Ibu
Dr. Heny Kusdiyanti S.Pd, M.M.
2. Orang tua yang telah memberikan dukungan
baiksecara materi maupun moril.
Dan teman-teman yang telah memberikan
semangat dalam penulisan makalah ini kami menyadari bahwa masihter dapat banyak
kekurangan baik dari segi penyajian maupun materinya.
Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat saya harapkan agar
penulisan makalah ini menjadi lebih baik.Semoga makalah yang saya susun ini
dapat memberkan manfaat dan pengetahuan yang lebih luas lagi bagi parapembaca.
Malang,
23 April 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah
Metode
ujian nasional menimbulkan banyak
permasalahan dalam pelaksanaannya. Pantas kalau ujian nasional dikatakan kacau
balau. Betapa tidak karut marut ini mulai terjadi sejak proses pengandaan
naskah soal, pendistribusian naskah soal, sampai pada pengerjaan oleh siswa
peserta ujian di kelas. Bahkan akan sampai pada pemeriksaan atau proses pemindaian
hasil ujian pada LJUN.
Problem
naskah soal dan LJUN yang foto copy-an ini lah yang akan menimbulkan masalah
lanjutan pada proses pemeriksaan hasil ujian. LJUN foto copy-an hanya berupa
LJUN sementara, dan petugas teknis harus memindahkan data dan jawaban siswa
pada LJUN sementara ke LJUN komputer yang semestinya. LJUN komputer/LJK yang
digunakan harus disesuaikan dengan barcode soal yang digunakan siswa
dalam UN. Oleh karena itu, prosesnya akan butuh waktu lebih lama atau yang
lebih mudah dilakukan dengan cara manual (Awaliyah, F. Jurnal Vol. IV, No. 09/I/P3DI/Mei/2012).
Sebagaimana
telah ditetapkan oleh BSNP bahwa untuk menjaga keotentikan hasil ujian
nasional, maka naskah soal dan LJUN memiliki barcode yang sama. LJUN-pun
menyatu dengan naskah soal.Ketika siswa hendak mengerjakan ujian, terlebih
dahulu harus memisahkan LJUN dari naskah soal agar tidak kusut atau rusak.Namun
sebuah kasus kecerbohan pengawas terjadi pada sebuah sekolah penyelenggara
ujian nasional.Kasusnya terjadi di SMAN 1 Towuti Kabupaten Luwu timur Sulawesi
selatan, di mana guru pengawas ruang ujian memisahkan naskah soal dan LJUN
sebelum dibagikan ke siswa.LJUN lalu dibagi secara acak dalam satu ruangan.
Pro
kontra dalam Ujian Nasional terjadi disebabkan rasa kecewa masyarakat yang
menilai pemerintah tidak konsisten, karena dengan Ujian Nasional tetap
dijadikan sebagai faktor penentu kelulusan siswa ketimbang sarana pemetaan
standar mutu pendididkan di Indonesia.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tahun ini
pemerintah mulai menerapkan sejumlah perubahan terhadap penyelenggaraan Ujian
Nasional (UN).Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan
mengatakan, terdapat tiga perubahan dalam penyelenggaraan UN dalam jumpa pers
di Kemendikbud, Jakarta, Jumat pagi ini (23/1/ 2015).UN tidak lagi digunakan
sebagai oenentu kelulusan, Kedua, ke depannya UN dapat ditempuh lebih dari satu
kali.Ketiga, UN harus diambil minimal satu kali."Kelulusan peserta didik,
sepenuhnya diputuskan oleh sekolah dan bukan hanya pada beberapa mata pelajaran
saja. Tapi, semua aspek mata pelajaran termasuk komponen perilaku anak di
sekolah,"
1.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang tersebut, maka masalah yang terdapat pada makalah ini yaitu
sebagai berikut :
1. Bagaiman sejarah terjadi pelaksanaan
ujian nasional tahun 2013 ?
2.
Apa Problematika Ujian Nasional berbasis LJK dengan Ujian Nasional Berbasis On
Line?
3.
Apa Keuntungan Ujian Nasional
berbasis LJK dengan Ujian Nasional Berbasis Online?
1.3 Tujuan
dan Manfaat
Adapun
tujuan dalam penulisan makalah ini yaitu untuk mendeskripsikan seperti apaproblematika
Ujian Nasional 2015.
Manfaat
Teoritis, Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan studi
perbandingan dalam upaya peningkatan mutu ujian nasional yang dianggap relevan,
terutama terkait masalah problematika Ujian Nasional 2013-2015
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Asal Usul Munculnya Ujian Nasional
Pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah, sistem ujian nasional telah mengalami
beberapa kali perubahan dan penyempurnaan, perkembangan ujian nasional tersebut
yaitu :
2.1.1 Periode sebelum tahun 1969
Pada
periode ini, sistem ujian akhir yang diterapkan disebut dengan Ujian
Negara, berlaku untuk semua mata pelajaran.bahkan ujian dan pelaksanaannya
ditetapkan oleh pemerintah pusat dan seragam untuk seluruh wilayah di
Indonesia.
2.1.2 Periode 1972 – 1982
Pada
tahun 1972 diterapkan sistem Ujian Sekolah di mana setiap atau sekelompok
sekolah menyelenggarakan ujian akhir masing-masing.Soal dan hasil pemrosesan
hasil ujian semuanya ditentukan oleh masing-masing sekolah/ kelompok
sekolah.Pemerintah pusat hanya menyusun dan mengeluarkan pedoman yang bersifat
umum.Untuk meningkatkan dan mengendalikan mutu pendidikan serta diperolehnya
nilai yang memiliki makna yang “sama” dan dapat dibandingkan antar sekolah.
2.1.3 Periode 1982 – 2002
Pada
tahun 1982 dilaksanakan ujian akhir nasional yang dikenal dengan sebutan
Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional (EBTANAS).dalam EBTANAS dikembangkan
sejumlah perangkat soal yang “pararel” untuk setiap mata pelajaran dan
penggandaan soal dilakukan didaerah. Pada EBTANAS kelulusan siswa ditentukan
oleh kombinasi nilai semester I (P), nilai semester II (Q) dan nilai EBTANAS
murni (R)
2.1.4. Periode 2002-2004
Pada
tahun 2002, EBTANAS diganti dengan penilaian hasil belajar secara nasional dan
kemudian berubah nama menjadi Ujian Akhir Nasional (UAN). Perbedaan yang
menonjol antara UAN dengan EBTANAS adalah dalam cara menentukan kelulusan
siswa, terutama sejak tahun 2003. Untuk kelulusan siswa pada UAN
ditentukan oleh nilai mata pelajaran secara individual.
2.1.5. Periode 2005 – 2013
Mulai
tahun 2005 untuk mendorong tercapainya target wajib belajar pendidikan yang
bermutu, pemerintah menyelenggarakan Ujian Nasional (UN) untuk SMP/MTs/SMPLB
dan SMA/SMK/MA/SMALB/SMKLB. Sedangkan untuk mendorong tercapainya target wajib
belajar pendidikan yang bermutu, mulai tahun ajaran 2008/2009 pemerintah
menyelenggarakan Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) untuk SD/MI/SDLB.
2.1.6
Periode 2014/2015
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan
mengatakan, terdapat tiga perubahan dalam penyelenggaraan UN dalam jumpa pers
di Kemendikbud, Jakarta, Jumat pagi ini (23/1/ 2015).UN tidak lagi digunakan
sebagai oenentu kelulusan, Kedua, ke depannya UN dapat ditempuh lebih dari satu
kali.Ketiga, UN harus diambil minimal satu kali."Kelulusan peserta didik,
sepenuhnya diputuskan oleh sekolah dan bukan hanya pada beberapa mata pelajaran
saja. Tapi, semua aspek mata pelajaran termasuk komponen perilaku anak di
sekolah,"
2.2 Problematika Ujian Nasional Berbasis LJK/Fisik
Masalah yang terjadi pada pelaksanaan Ujian
Nasional sebelum 2013 sampai 2013
2.2.1 Percetakan salah perhitungan
Sebanyak 11 daerah terpaksa tidak
bisa mengikuti ujian secara serentak.Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
M Nuh, penyebabnya karena satu dari enam perusahaan percetakan yang mencetak
soal-soal ujian belum menyelesaikan pekerjaan.Perusahaan itu PT Ghalia
Indonesia Printing.Direktur PT Ghalia, Hamzah Lukman mengakui masalah itu.
Menurut dia, perusahaan kewalahan karena dan salah perhitungan. Soal-soal sudah
selesai dicetak, tetapi perusahaan terlambat memasukkan soal ke kotak yang akan
didistribusikan.
2.2.2 Ditribusi tidak merata
Rentetan persoalan itu berujung pada
penundaan pelaksanaan UN. Setidaknya siswa sekolah di 11 daerah wilayah
Indonesia Timur, seharusnya melaksanakan ujian serentak pada hari ini, Senin,
15 April, terpaksa ditunda hingga Selasa besok, 16 April 2013
(detik.com).Masalah ini tentu membingungkan siswa.Apalagi tidak semua siswa
tahu ada penundaan jadwal ujian.Misalnya siswa di Palu, Sulawesi Tengah.Mereka
tetap hadir ke sekolah tepat waktu meski UN tingkat SLTA diundur.kebanyakan
siswa tidak mengetahui bahwa UN diundur karena tidak ada pemberitahuan
sebelumnya.
2.2.4 Kekurangan soal dan jawaban
Kasus UN lebih menyedihkan lagi. Bagaimana bisa, jumlah soal mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) kurang.Apalagi, kekurangan itu baru diketahui pada saat pembagian soal di kelas.?"Ada kekurangan lima sampul soal, diperkirakan satu sampul berisi 20 soal, berarti ada sekitar 100 soal yang kurang," kata Kepala Bidang Sekolah Menengah Atas pada Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Pekanbaru, Abdul Jamal, kepada Antara di Pekanbaru, Senin (15/4/14).
2.2.4 Kekurangan soal dan jawaban
Kasus UN lebih menyedihkan lagi. Bagaimana bisa, jumlah soal mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) kurang.Apalagi, kekurangan itu baru diketahui pada saat pembagian soal di kelas.?"Ada kekurangan lima sampul soal, diperkirakan satu sampul berisi 20 soal, berarti ada sekitar 100 soal yang kurang," kata Kepala Bidang Sekolah Menengah Atas pada Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Pekanbaru, Abdul Jamal, kepada Antara di Pekanbaru, Senin (15/4/14).
Menurut
Jamal, ternyata isi soal tidak sesuai dengan jumlah yang tertera dalam sampul.
Untuk mengantisipasi kendala kekurangan soal yang cukup banyak itu, panitia
terpaksa melakukan penggandaan."Kami terpaksa foto kopi soal karena tidak
ada solusi lain, dan itu diperbolehkan sesuai dengan petunjuk dari perguruan
tinggi yang mengawasi UN," katanya.
Selain Soal Ujian Nasional kurang
ternyata di Kabupaten Murung Raya Provinsi Kalimantan tengah mengalami
kekurangan LJUN saat pelaksanaan Ujian Nasional yang berlangsung.Alangkah
sedihnya nasib para siswa-siswi mereka yang kekurangan LJUN itu.Terpaksa untuk
menyikapi masalah tersebut pihak pengawas foto copi LJUN karena tidak ada solusi lain.
2.2.5
Pensil sering tidak bisa di baca pada saat di pindaibahwa
kelemahan lain dari ujian berbasis kertas soal adalah pensil yang sering tidak
terbaca saat dipindai. Lain halnya dengan UN CBT, di mana setiap jawaban pasti
tercatat dan terdata sebagai jawaban dari peserta ujian
2.2.6. Antara
Waktu Pelaksanaan & Soal UN
Sebagian
orang terjebak dengan istilah UN yang selalu didentikkan dengan satu satuan
waktu yg sama, atau serentak dilakukan diseluruh Indonesia. salah satu
alasan mengapa ujian itu dilaksanan serentak karena dikhawatirkan terjadi
kebocoran soal di daerah tertentu yang dapat menyebar ke daerah lain, sehingga
ujian itu tidak objektif lagi. Masalah itu bisa diatasi dengan menyediakan
jumlah paket soal yang banyak dan benar-benar berbeda, bukan hanya posisi nomor
soalnya yg diacak, padahal redaksi soalnya sama. Tentu hal ini menjadi
tantangan besar untuk menyediakan soal bervariasi dengan jumlah banyak tetapi
setara.
2.2.7.
Distribusi Soal UN
Distribusi soal yg dilakukan secara
fisik dari pusat ke daerah merupakan salah satu kendala besar yang dihadapi dan
perlu biaya transportasi dan pengawalan yang luar biasa besar. Hal ini
sesungguhnya dapat diperpendek metode distribusinya dengan cara memanfaatkan
teknologi informasi baik pendistribusian secara fisik maupun distribusi secara
digital.
2.3.1 Siswa Gagal Log In yang Menyita Waktu Peserta
Ujian
Hari pertama
pelaksanaan Ujian
Nasional (UN) berbasis komputer atau Computer Based Test
(CBT) untuk tingkat SMA dan sederajat di Kota Pekanbaru, Senin (13/4/2015),
pihak sekolah masih mengalami beberapa kendala. Seperti yang dialami oleh dua
siswa di SMAN 8 Pekanbaru.Dua orang siswa di
SMAN 8 tersebut mengalami gagal log in. Nomor ujian dan password
milik dua peserta ujian itu selalu gagal masuk dalam sistem ujian. Beruntung,
tim teknisi bisa mengatasi masalah tersebut.Namun, kejadian itu telah menguras
waktu jam siswa, karena berlangsung selama lebih kurang 15 menit. TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU
2.3.2Ilegal
Naskah Ujian Nasional (UN) Di Internet Melalui Google Drive
Ilegal naskah
ujian nasional (un) di internet melalui google drive. Belum diputuskan (un)
diulang atau tidak. Semua kemungkinan ada, tergantung dari temuan nanti,” jelas
Anies.Pola jawaban dari lembar jawaban UN, lanjut Anies, juga digunakan untuk
menghitung indeks integritas.Lembar jawaban itu diuji sebagai satu kelompok,
satu sekolah, dan satu wilayah, sehingga jika ada kebocoran soal UN dapat
dilihat dari indeks integritas itu.“Nanti akan ketemu indeks integritas
komunal, karena yang dinilai bukan satu orang,” ujarnya.Hingga saat ini, Anies
mengungkapkan, Bareskrim Mabes Polri sudah memanggil beberapa orang dari
perusahaan pencetak naskah UN yang diunggah ilegal.JAKARTA, TABLOIDPODIUM.COM
2.3.3
Belum Memenuhi Komputer Dan Jaringan Internet
Komputer yang
merupakan fasilitas dasar di sekolah pun tak mudah dipenuhi, bahkan di
sekolah-sekolah yang direkomendasikan sebagai peserta ujian nasional berbasis
komputer.Itu belum bicara soal ketersediaan dan kestabilan jaringan
internet.Dari penelusuran Kompas ke sejumlah sekolah yang direkomendasikan,
ternyata jumlah komputer masih kurang sehingga sekolah ragu-ragu ikut serta
dalam ujian nasional berbasis computer.
2.3.4 Biaya besar pada
awal pengembangan – Hardware, software,
personnel • Biaya besar dalam pengelolaan (maintenance) – Perlu staf handal
untuk setiap penyelenggaraan tes • Perlu kemampuan/keterampilan peserta tes
dalam menggunakan komputer • Pada kondisi tertentu ada keterbatasan dukungan
sarana/prasarana teknologi.
2.3.5 Membutuhkan waktu
yang sangat lamauntuk pemakaian computer sehingga
waktu tidak kondusif dalam mengerjakan
soal Ujian Nasional yang dikarenakan terbatasnya computer. Ujian yang dimulai
dari jam 08.00-10.00, 11,00-13.00, 14.00-16.00
2.4
Keuntungan Ujian Nasional Berbasis LJK
Lebih secara riel bersentuhan alam mengerjakan soal-soal ujian,
membutuhkan waktu yang singkat saat sekang yang dikarenakan belum memadai
fasilitas computer yang ada di sekolahan.Tidak mengalami trobel.Keuntungan dari model LJK ini adalah siswa tidak perlu lagi
mengisikan kode mapel pada LJK, sehingga kemungkinan kesalahan penulisan kode
lebih kecil, tetapi yang perlu diperhatikan sekali lagi adalah dibutuhkan
ketelitian, sehingga siswa memperoleh kode soal dan kode lembar jawab yang
sesuai. ingat bahwa QR hanya bisa dibaca dengan barcode reader/ program,
sehingga peserta maupun pengawas UN 2013 tidak bisa membaca atau
mengetahui kode paket yang ada pada lembar jawabnya, sehingga setiap soal ada
pasangan lembar jawab.
2.5 Keuntungan Ujian
Nasional Berbasis On Line
"UN
online akan jauh lebih efektif ketimbang dengan menggunakan kertas.
Dengan ujian komputer juga ada penghematan waktu 30 menit dari waktu selama ini
dua jam," ujar Anies saat mengunjungi SMAN 1 Depok, Kamis 2 April
2015Berikut sejumlah manfaat yang didapat dengan menggunakan sistem UN online:
2.5.1. Hemat Waktu
Menurut Anies, pola UN online memang efektif dalam menghemat waktu. Jika selama ini sekali penyelesaian soal, siswa membutuhkan waktu selama dua jam. Maka dengan online, penyelesaiannya cukup membutuhkan waktu 1,5 jam.
Dengan UN online, siswa tak perlu lagi menanti pembagian soal, pengisian lembar komputer yang merepotkan dengan pensil khusus dan lain sebagainya.
2.5.2 Pengurangan Kertas
Tahun ini, pemerintah akan mencetak sedikitnya 35 juta lembar naskah untuk penyelenggaraan UN di tingkat SMA dan SMP sederajat di Indonesia.
Setidaknya, saat ini dengan 585 sekolah se Indonesia yang menjadi peserta uji coba UN online, maka penggunaan kertas sudah bisa dihemat. Jumlah ini akan lebih banyak lagi, bila seluruh sekolah mulai menerapkannya.
2.5.3 Menekan Praktik Calo
Sistem UN online juga diyakini akan menekan praktik percaloan soal seperti yang selalu terjadi selama beberapa tahun ke belakang. "Praktik calo bisa ditekan.Jadi peluang orang untuk membocorkan soal bisa diminimalisir," kata Anies.
2.5.4. Tekan Risiko Kesalahan
Soal berbasis komputer, juga dipastikan akan memudahkan saat adanya kemungkinan kesalahan soal. Perubahan pun bisa dilakukan dengan gampang dan cepat."UN online juga bisa mengantisipasi kebocoran soal. Misalnya, sebelum ujian diketahui ada kebocoran, maka tinggal kita ganti dengan soal lain," ujar Anies.
2.5.5. Uji Kejujuran
Menurut Anies, pola soal berbasis komputer juga sangat membantu melihat kejujuran dari seorang siswa. Sehingga, dapat diukur dengan baik tingkat kemampuan siswa.Bukan seperti pola UN yang menggunakan kertas.Peluang kecurangan sangat besar.Sehingga tingkat kejujuran siswa juga sulit diukur dengan murni."Tingkat kejujuran siswa dalam menjalankan ujian pun juga bisa diuji," ujar Anies.
2.5.6. Hemat Anggaran Negara
Sistem UN online, diklaim mampu menghemat anggaran negara hingga 50 persen. Penghematan ini didapat dari penghilangan biaya pencetakan naskah soal dan lembar jawaban hingga biaya pengawasan distribusi. Karena semua serba digital, maka ongkos penyelenggaraan UN pun dapat dipangkas sedemikian rupa.
"Mau tidak mau kita memasuki dunia digital, kita akan lebih memanfaatkan digital ke depannya," ujar Anies.
2.5.7. Soal Lebih Mudah Dikerjakan
Dari pengakuan sejumlah siswa yang telah melakukan simulasi UN online, mereka mengaku cukup terbantu dengan adanya sistem ini. Seperti diakui Febrian, siswa kelas XII IPA SMAN 1 Depok.
“Awalnya saya sedikit bingung, tapi lama-lama jadi terbiasa.Jadinya asik, karena UN dengan komputer ini lebih ringan tidak perlu menghitamkan buletan lagi yang sangat menyita waktu.Kabar24.com, JAKARTA
2.5.1. Hemat Waktu
Menurut Anies, pola UN online memang efektif dalam menghemat waktu. Jika selama ini sekali penyelesaian soal, siswa membutuhkan waktu selama dua jam. Maka dengan online, penyelesaiannya cukup membutuhkan waktu 1,5 jam.
Dengan UN online, siswa tak perlu lagi menanti pembagian soal, pengisian lembar komputer yang merepotkan dengan pensil khusus dan lain sebagainya.
2.5.2 Pengurangan Kertas
Tahun ini, pemerintah akan mencetak sedikitnya 35 juta lembar naskah untuk penyelenggaraan UN di tingkat SMA dan SMP sederajat di Indonesia.
Setidaknya, saat ini dengan 585 sekolah se Indonesia yang menjadi peserta uji coba UN online, maka penggunaan kertas sudah bisa dihemat. Jumlah ini akan lebih banyak lagi, bila seluruh sekolah mulai menerapkannya.
2.5.3 Menekan Praktik Calo
Sistem UN online juga diyakini akan menekan praktik percaloan soal seperti yang selalu terjadi selama beberapa tahun ke belakang. "Praktik calo bisa ditekan.Jadi peluang orang untuk membocorkan soal bisa diminimalisir," kata Anies.
2.5.4. Tekan Risiko Kesalahan
Soal berbasis komputer, juga dipastikan akan memudahkan saat adanya kemungkinan kesalahan soal. Perubahan pun bisa dilakukan dengan gampang dan cepat."UN online juga bisa mengantisipasi kebocoran soal. Misalnya, sebelum ujian diketahui ada kebocoran, maka tinggal kita ganti dengan soal lain," ujar Anies.
2.5.5. Uji Kejujuran
Menurut Anies, pola soal berbasis komputer juga sangat membantu melihat kejujuran dari seorang siswa. Sehingga, dapat diukur dengan baik tingkat kemampuan siswa.Bukan seperti pola UN yang menggunakan kertas.Peluang kecurangan sangat besar.Sehingga tingkat kejujuran siswa juga sulit diukur dengan murni."Tingkat kejujuran siswa dalam menjalankan ujian pun juga bisa diuji," ujar Anies.
2.5.6. Hemat Anggaran Negara
Sistem UN online, diklaim mampu menghemat anggaran negara hingga 50 persen. Penghematan ini didapat dari penghilangan biaya pencetakan naskah soal dan lembar jawaban hingga biaya pengawasan distribusi. Karena semua serba digital, maka ongkos penyelenggaraan UN pun dapat dipangkas sedemikian rupa.
"Mau tidak mau kita memasuki dunia digital, kita akan lebih memanfaatkan digital ke depannya," ujar Anies.
2.5.7. Soal Lebih Mudah Dikerjakan
Dari pengakuan sejumlah siswa yang telah melakukan simulasi UN online, mereka mengaku cukup terbantu dengan adanya sistem ini. Seperti diakui Febrian, siswa kelas XII IPA SMAN 1 Depok.
“Awalnya saya sedikit bingung, tapi lama-lama jadi terbiasa.Jadinya asik, karena UN dengan komputer ini lebih ringan tidak perlu menghitamkan buletan lagi yang sangat menyita waktu.Kabar24.com, JAKARTA
2.6 Tujuan diadakan Ujian Nasional (UN)
Menurut
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 153/U/2003 Tentang Ujian Akhir
Nasional Tahun Pelajaran 2003/2004 bahwa tujuan dan fungsi ujian nasional
seperti yang tercantum dalam SK Mendiknas 153/U/2003 yaitu:
Tujuan Ujian Nasional (Pasal 2):
Tujuan Ujian Nasional (Pasal 2):
- Mengukur
pencapaian hasil belajar peserta didik.
- Mengukur
mutu pendidikan di tingkat nasional, propinsi, kabupaten/kota, dan
sekolah/madrasah.
- Mempertanggungjawabkan
penyelenggaraan pendidikan secara nasional, propinsi, kabupaten/kota,
sekolah/madrasah, dan kepada masyarakat.
Mengacu
pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 77 tahun 2008 tanggal 5
Desember 2008 tentang Ujian Nasional Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah
(SMA/MA) Tahun Pelajaran 2008/2009 tujuan
Ujian Nasional (UN) adalah untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan
secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi.
2.7 Solusi Masalah Ujian Nasional
Ujian
Nasional (UN) tahun 2015 saat ini sedang berlangsung dengan berbagai
permasalahan yang dihadapi.Secara logis seharusnya hal ini tidak perlu terjadi
karena UN adalah kegiatan yang setiap dilaksanakan secara rutin tiap tahun.
Setiap tahun yang menjadi permasalahan utama adalah masalah kebocoran
soal, beredarnya kunci jawaban, dan masalah kelulusan. Tetapi tahun ini masalah
terbesar yang muncul adalah keterlambatan ujian akibat belum tPemerintah
diminta menerapkan kebijakan 100 persen lulus kepada seluruherpenuhinya
computer.
Peserta
ujian nasional (UN) 2015 akibat karut-marutnya pelaksanaan UN Presiden harus
meminta Menteri Pendidikan mundur karena menteri tidak mau mengundurkan diri.
Kalau masih belum ada kesadaran, Presiden harus melakukan berbagai cara agar
menteri itu mundur, baik dengan cara terhormat atau tidak,” ujarnya.
“Sebenarnya, kan ini secara hukum sudah tidak bisa dilaksanakan UN, tapi tetap
saja pemerintah melakukan,” ujar Abduh saat diskusi Kisruh UN di DPD RI,
Jakarta, Jumat (19/4/2013).
Sebagai
orang yang terlibat langsung dalam dunia pendidikan mencoba belajar dan
mengambil hikmah dari masalah yg terjadi saat ini. Perencanaan yg baik, akan
mendapatkan hasil yg baik jika rencana tersebut dilaksanakan sebagaimana
mestinya. Namun dibalik rencana ada kondisi tertentu diluar kuasa dan
pengendalian seseorang.Apapun yg terjadi harus diterima sebagai kenyataan yang
baik maupun yang buruk. Kenyataan harus dihadapi, kita boleh bersedih karena
masalah dihadapi tapi jangan terlalu terlena dengan masalah tersebut apalagi
sibuk mencari kambing ‘kambing hitam’ atau menyalahkan orang lain.
Wacana
SISTEM ONLINE merupakan salah satu solusi untuk mengatasi MASALAH PELAKSANAAN
UN. Berikut ini beberapa penjelasan dan alasan rasional mengapa pelaksanaan UN
menggunakan sistem Online :
Dan 2015 telah memakai system online
tinggal di periapkan kompuer oleh
sekolah untuk melakukan ujian.
Suatu
proses pembelajaran tidak lengkap jika tidak disertai dengan evaluasi. Hasil
evaluasi merupakan indikator keberhasilan terhadap pembelajaran terhadap
pengajar dan peserta didiknya.Hal ini berlaku pada suatu kelas pembelajaran,
tingkat sekolah, tingkat kabupaten/kota sampai tingkat nasional. Hasilnya
menggambarkan tingkatan yang diwakilinya.Saat ini evaluasi yang dilakukan
secara nasional untuk melihat ketercapaian pendidikan nasional adalah Ujian
Nasional (UN) dalam bentuk tes objektif.Saat ini pelaksanaannya pro kontra
apalagi UN dijadikan sebagai penentu kelulusan.Kelompok kami tidak bermaksud
ikut berpolemik apakah UN itu diperlukan atau tidak, sepanjang belum ada konsep
yang lebih matang untuk memantau pencapaian pendidikan secara nasional selain
UN, maka UN itulah yg terbaik.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari berbagai uraian dan penjelasan
di atas menurut kelompok kami :
1.
Ujian Nasional harus lebih dikaji
untuk ke masa yang akan datang
2.
Persiapan Ujian Nasional harus
benar-benar dipersiapkan secara sistematis dan terkontrol agar pendistribusian
soal, kekurangan Soal, dan LJUN yang kurang tidak terjadi lagi.
3.
Distribusi soal yg dilakukan secara
fisik dari pusat ke daerah merupakan salah satu kendala besar yang dihadapi dan
perlu biaya transportasi dan pengawalan yang luar biasa besar. Hal ini
sesungguhnya dapat dipercepat metode distribusinya dengan cara memanfaatkan
teknologi informasi baik pendistribusian secara fisik maupun distribusi secara
digital atau pihak pemerintah mempercayakan provinsi untuk mencetak soal-soal
tersebut dengan memberikan dokumen asli kepada provinsi, provinsi yang
mengelola pendistribusian soal dan LJUN tersebut sehingga masing-masing
provinsi lebih meningkatkan efesiensinya untuk kelancaran ujian nasional
disekolah-sekolah diprovinsi mereka masing-masing.
3.2 Saran
Berdasarkan uraian diatas, Saya berkesimpulan bahwa problematika Ujian
Nasional (UN) sebagai pengalaman kedepan dan pemerintah lebih meningkatkan
kinerjanya dalam penyelenggaraan dan menyiapkan Ujian Nasional lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Awaliyah, F. 2012. Jurnal
Pelaksanaan Ujian Nasional 2012. Vol. IV, No. 09/I/P3DI/Mei/2012.
Sulistyo,
Gunadi H. 2007. Jurnal Ilmiah Ujian
Nasional (UN): Harapan, Tantangan, dan Peluang. Wacana Vol 90 No.1.
David Tobing http://m.tribunnews.com/video/2015/04/13/newsvideo-hari-pertama-un-cbt-dua-siswa-di-pekanbaru-sempat-gagal-log-in,
(Diakses tanggal 22 April 2015)
Andreas
Pamakayo file:///E:/data%20peengantar%20pendidikan/Unggah%20Ilegal%20Naskah,%20Mendikbud%20%20Ada%20Kemungkinan%20UN%20Diulang.htm
(diakses tanggal 22 April 2015)
Indira
Permana Sari http://print.kompas.com/baca/2015/03/03/Ujian-Nasional-Berbasis-Komputer
(diakses tanggal 23 April 2015)
Anies Baswedanhttp://kabar24.bisnis.com/read/20150223/255/405539/ujian-nasional-2015-ini-keunggulan-ujian-berbasis-komputer (diakses tanggal 23 April 2015)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar